Selasa, 09 Februari 2010

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PERSEPSI INTERPERSONAL

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.

Objek persepsi interpersonal adalah manusia. Persepi dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor personal.

Faktor eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa diamati. Fator ini akan membantu kita melakukan persepsi yang cermat. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan petunjuk nonverbal.

Faktor personal adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan petunjuk nonverbal. Sedangkan yang termasuk faktor personal diataranya:

1. Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.

2. Motivasi

Proses yang banyak mewarnai persepsi interpersonal juga sangat banyak melibatkan unsur-unsur motivasi.

3. Kepribadian

Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Pada persepsi interpersonal, orang menerapkan pada orang lain sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung menafsirkan orang lain lebih cermat.

Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Karena perspsi yang keliru, seringkali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru. Kita jarang meneliti kembali persepsi kita. Akibat lain dari persepsi kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Persepsi kita tentang orang lain cenderung stabil, sedangkan persepsi stimuli adalah manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara persepsi dengan realitas sebenarnya mengakibatkan bukan saja perhatian selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang keliru.

KONSEP DIRI

Konsep diri adalah persepsi tentang diri; kita sendiri yang bersifat fisik, psikologis, maupun sosial; yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut self fulfilling prophecy. Konsep diri memiki dua kualitas atau valensi, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:

a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;

b. Merasa stara dengan orang lain;

c. Menerima pujian tanpa rasa malu;

d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;

e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.

Sedangkan ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah

a. peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian,

b. mempunyai sikap hiperkritis,

c. cenderung merasa tidak disenagi orang lain,

d. merasa tidak diperhatikan, dan

e. bersikap pesimis terhadap kompetisi

Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri tidak dibawa sejak lahir tetapi secara bertahap sedikit demi sedikit timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu. Konsep diri manusia terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru lahir tidak memiliki konsep diri karena mereka tidak dapat membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Menurut Allport (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21) bayi yang baru lahir tidak mengetahuui tentang dirinya.

Selain itu Pembentukan dan perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh orang- orang di sekitar diri seseorang. Pengaruh yang paling besar datang dari orang-orang terdekat (significant others), misalnya orang tua, saudara kandung, dan orang lain yang mempunyai ikatan emosional (affective others). Kemudian faktor yang mempengaruhi. konsep diri meluas ke pihak-pihak berikutnya, antara lain: teman, kelompok, organisasi, dan seterusnya.

Konsep-diri memiliki tiga dimensi, yaitu:

1. Pengetahuan tentang diri adalah informasi yang dimiliki tentang diri sendiri. Misalkan jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.

2. Pengharapan bagi diri,a dalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak.

3. Penilaian terhadap diri, adalah pengukuran diri tentang keadaan diri sendiri dibandingkan dengan apa yang menurut diri dapat dan seharusnya terjadi pada diri sendiri. Hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar